Genz.co.id – Tragedi penembakan terhadap dua warga negara Australia di sebuah vila kawasan Munggu, Badung, Bali, Sabtu (14/6/2025) dini hari, tidak hanya menimbulkan duka mendalam, tetapi juga memicu kekhawatiran baru tentang keamanan wisatawan asing di Pulau Dewata.
Fakta Tragedi: 1 Tewas, 1 Luka Berat
Korban tewas dalam insiden ini adalah Zivan Radmanovic (32), ditemukan tak bernyawa di kamar mandi Villa Casa Santisya 1. Ia mengalami luka tembak fatal di dada dan kaki. Rekannya, Sanar Ghanim (34), mengalami luka serius dan sedang dirawat intensif di rumah sakit.
Polisi menemukan 17 selongsong peluru, proyektil, serta kerusakan parah di area vila.
Penembakan ini kembali menempatkan keamanan Bali dalam sorotan global. Sebagai destinasi wisata internasional, Bali kerap dikunjungi ratusan ribu turis asing setiap bulan. Kasus ini menjadi perhatian khusus karena melibatkan senjata api dan warga negara asing sebagai korban maupun pelaku.
Menurut pengamat keamanan, insiden ini bisa berdampak pada citra pariwisata Bali bila tidak ditangani dengan cepat dan transparan.
Kapolres Badung menyebut pelaku diduga kuat juga merupakan Warga Negara Asing, kemungkinan berasal dari Australia, sama seperti korban. Saat ini, penyelidikan dilakukan intensif bekerja sama dengan Interpol dan Imigrasi, untuk mengidentifikasi serta melacak keberadaan pelaku.
Rekaman CCTV menunjukkan dua pelaku datang mengendarai motor matic, mengenakan jaket warna terang dan helm. Mereka terekam berbicara dengan aksen Australia.
Related Article
Pemerintah Australia melalui DFAT (Department of Foreign Affairs and Trade) menyatakan belasungkawa dan telah memberikan dukungan konsuler kepada keluarga korban. Kedutaan Besar Australia di Jakarta juga terlibat dalam koordinasi penyelidikan.
Insiden ini dapat memengaruhi persepsi wisatawan terhadap tingkat keamanan Bali, terutama kalangan turis asing kelas atas yang sering menyewa vila privat. Selain itu, potensi gangguan terhadap investasi asing di sektor properti dan pariwisata juga perlu diwaspadai.
Pengamat pariwisata menyarankan agar pemerintah daerah dan kepolisian:
Meningkatkan pengawasan pada kawasan wisata eksklusif
Menjamin rasa aman dengan patroli aktif
Melakukan komunikasi publik yang jelas dan terbuka
(Red)